Selainpengertian dari metode eksperimen, masih terdapat pembahasan yang lain berkaitan dengan metode eksperimen, seperti tujuan, langkah - langkah pelaksaan, bahkan kelebihan dan kelemahan dalam metode pembelajaran dengan teknik eksperimen. Silahkan dipelajari dan dicermati dengan baik - baik, penjelasan di bawah ini.
7Metode Penelitian Psikologi. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia, dimana setiap pemikiran dan tingkah laku manusia tentu saja membuat banyak orang merasa bahwa ilmu psikologi merupakan ilmu yang tidak pasti dan juga berkembang mengikuti manusia itu sendiri. Padahal ilmu ini sering dianggap enteng oleh orang
Menghitungjumlah skor pada seluruh kotak skor peran secara horizontal, dan jumlah skor harus 45. Menghitung skor "kebutuhan" yaitu dengan menjumlahkan anak panah yang dilingkari baik yang horizontal maupun yang vertical sesuai dengan arah tanda panah. Menjumlahkan jumlah skor pada masing - masing kotak dibawah huruf N, A, P, X, B, O, Z
Minatpada prestasi menyebabkan remaja, baik remaja laki-laki maupun remaja perempuan berusaha untuk berprestasi tinggi, bahkan menimbulkan persaingan di kalangan remaja sebagai
Salahsatu syarat ilmu pengetahuan adalah penggunaan metode ilmiah. Kelebihan eksperimen antara lain : Sejauh Ini Kebanyakan Hanya Dimanfaatkan Untuk Tujuan Komersil. Penelitian pada dasarnya dapat dilakukan oleh siapa saja dan dalam bidang apa pun, akan tetapi kebanyakan tujuan melakukan penelitian biasanya untuk memperluas pengetahuan di
Kekurangan 1. Tidak selamanya bisa "rawat jalan". Terdapat berbagai tanggung jawab yang harus dipenuhi selama perkuliahan. Tugas-tugas kuliah pada Jurusan Psikologi cukup banyak sehingga justru bisa membuat mahasiswa tertekan jika tidak diatasi dengan baik.
Kelebihandan Kekurangan Metode Bercerita; Kelebihan Dan Kekurangan FULL DAY SCHOOL; FATHONI ADI KURNIAWAN 5114100020 Rapid Application; Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring; Kelebihan dan Kekurangan Cloud Computing, AMANKAH? Pentingnya Memahami Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum 2013; kelebihan dan kekurangan model perencanaan top down
KelebihanTeknik/Metode Eksperimen. a.Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya. b.Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat
pZf0ZTo.
Eksperimen Faktorial - Keunggulan, Kelebihan, dan Desain Faktorial - Dalam penelitian eksperimen selalu ada perlakuan yang sengaja diberikan kepada subjek yang diteliti. Pertanyaan yang dapat diajukan disini adalah dapatkah peneliti melakukan eksperimen dengan memberikan beberapa perlakukan secara simultan kepada setiap kelompok atau unit eksperimen? Suatu ekperimen pada dasarnya tidak hanya dapat memberikan suatu perlakuan pada subjek, tetapi dapat pula dengan lebih dari satu perlakuan yang disajikan secara simultan. Jika perlakuan eksperimen lebih dari satu macam berarti perlakuan tersebut perlakuan kombinasi. Misalnya; jenis psikoterapi dan durasi perlakuan, jenis pelatihan, jenis kelamin, dan sebagainya. Eksperimen ini yang disebut eksperimen faktorial. Eksperimen factorial merupakan eksperimen yang menggunakan lebih dari satu perlakuan atau lebih dari satu variable bebas. Eksperimen factorial minimal menggunakan 2 faktor. Istilah factorial sebenarnya berhubungan dengan cara factorial itu dibentuk. Karena itu, sejumlah ahli mengatakan bahwa factorial adalah jenis ekspemen bukan desai eksperimen. Sejumlah ahli yang lain mengatakan bahwa factorial merupakan desain yang khusus, dan banyak literature psikologi yang menyebut eksperimen yang menggunakan sejumlah faktor dengan nama desain factorial. Sementara itu Nazir dalam Marliani 2013 menegaskan bahwa tidak ada eksperimen desain factorial yang ada ekaperimen factorial dengan bermacam-macam desain. Marliani 2013 tidak ingin berlarut dengan pro kontra istilah, merujuk pada esensi yang sama yaitu salah satu unsure dalam penelitian eksperimental. image source wwwdotexponentdotcom Baca juga Teori-teori dalam Motivasi Kerja Faktor dan Level Faktor adalah setiap variable yang bebas karena variable itu menjadi faktor atau penyebab terjadinya perubahan pada variable terikat. Contoh untuk menggambarkan faktor dalam eksperimen yaitu Goldfried dkk dalam Marliani 2013 ia meneliti perbandingan terapi yang terfokus pada Cognitive behavior therapy CBT dan interpersonal psikodinamik kepada pasien yang mengalami depresi. Dalam eksperimennya Ia memberikan CBT kepada 30 orang dan terapi interpersonal dinamik pada 27 orang. Setiap kelompok dibagi lagi menjadi 2 secara seimbang, dan setiap bagiannya diberikan lagi perlakuan secara berbeda. Bagian pertama dari 2 kelompok diberi terapi selama 8 sesi, sedangkan bagian kedua diberi terapi 16 sesi. Setelah dihitung hasilnya, pada eksperimen yang Ia lakukan terdapat 2 faktor yaitu faktor CBT dan faktor interpersonal psikodinamik. Eksperimen ini memberikan perlakuan kombinasi karena setiap kelompok perlakuan diberi terapi secara berbeda yaitu 8 sesi dan 16 sesi. Walker dalam Marliani 2013 berpendapat bahwa setiap levlnya, eksperimen factorial mempunyai level-level. Dikatakan sebagai eksperimen factorial jika pada perlakuan ada tingkatan level perlakuan. Oleh karena itu, eksperimen yang menggunakan 2 perlakuan belum memadai untuk dikatakan sebagai eksperimen faktorial. Pada eksperimen yang dilakukan Golfried selain terdapat 2 faktor yaitu CBT dan interpersonal psikodinamik terapi, juga terdapat level pada setiap faktor yaitu pemberian 8 sesi terapi dan 16 sesi terapi. Jadi, eksperimen tersebut mempunyai 2 faktor dan setiap faktor menpunyai 2 level. Pada contoh kasus penelitian diatas misalnya dapat dilambangkan dengan 2 X 2, artinya eksperimen tersebut terdiri atas 2 faktor yang masing masing faktor terdiri atas 2 level. Dengan demikian, pada eksperimen 2 X 2 terdapat empat perlakuan yaitu terapi cognitive-behavioral 8 sesi terapi interpersonal psikodinamik 8 sesi terapi cognitive behavioral 16 sesi terapi interpersonal psikodinamik 16 sesi Suatu eksperimen dilambangkan dengan 3X 2 adalah eksperimen factorial yang terdiri atas 3 faktor yang masing-masing terdapat 2 level. Ini berarti eksperimen factorial itu dilakukan dengan 6 perlakuan variable bebas, yang terdiri atas faktor X1, X2, dan X3 yang masing-masing X terdapat 2 level perlakuan. Variasi kombinasi faktor dan level pada eksperimen sangat ditentukan oleh banyak sedikitnya perlakuan yang diberikan peneliti, termasuk cara peneliti mengembangkan level-level pada setiap faktornya. Desain eksperimen factorial bisa dilambangkan dengan 3X3X4, artinya ada 3 faktor misalnya, 3 jenis terapi, masing-asing faktor terdiri atas 3 level misal dibagi dalam 3 kelompok usia, dan setiap level ada 4 perlakuan yang berbeda 4 macam sesi. Jumlah keseluruhan perlakuan adalah faktor dikali level dikali perlakuan. Contoh diatas jumlah perlakuan untuk factorial 3x3x4 adalah 24 perlakuan. Peneliti memiliki kebebasab untuk merancang berapa perlakuan yang hendak diberikan dalam suatu eksperimen. Jumlah perlakuan ini bergantung pada kombinasi perlakuan yang dirancang oleh peneliti. Desai factorial sederhana adalah 2x2, dan peneliti bisa membuat desai lebih variatif. Menurut Walker dalam Marliani 2013, dalam penelitian psikologi jarang menggunakan lebih dari 3 level. Keunggulan Eksperimen Faktorial Dengan eksperimen dapat diketahui pengaruh interaksi antarfaktor, selain pengaruh masing-masing faktor pada variable yang diamati. Jika eksperimen dilakukan secara terpisah, misalnya, suatu waktu dilakukan eksperimen cognitive behavioral dengan 2 perlakuan 8 sesi dan 16 sesi, lalu dilakukan komparasi keduanya, peneliti hanya dapat menganalisis perbandingan efektivitas dua perlakuan pada CBT dan efektifitas dua perlakuan pada interpersonal psikodinamik terapi dengan waktu yang relative panjang. Pada eksperimen tersebut tidak tampak adanya pengaruh interaksi antara metode terapi dan jumlah sesi yang baru dapat dihitung dengan menggunakan eksperimenfaktorial. Dengan demikian, dalam eksperimen factorial ini ingin dipelajari efek beberapa variable bebas pada variable terkait secara sendri-sendiri ataupun interaktif. Secara filosofis, eksperimen factorial ini muncul dalam dunia penelitian eksperimental yang dilatarbelakangi pandangan bahwa gejala psikologis yang komplek tidak hanya berhubungan dengan satu variable, tetapi juga berhubungan dengan sejumlah variable yang berinteraksi secara simultan. Seorang peneliti tidak mungkin membatasi eksperimen hanya satu variable karena hal ini sma dengan menyederhanakan gejala psikologis yang sebenarnya menimbulkan efek berbeda dan kompleks. Memang wajar jika suatu variable tersebut berinteraksi dengan variable bebas lain. Sebagai contoh, adanya hubungan kombinatif beberapa variable terhadap variable terikat, misalnya efektivitas metode diskusi dalam pembelajaran bergantung pada sejumlah variable, diantaranya profesionalitas guru, kesiapan belajar siswa, minat siswa mengikuti diskusi. Efektivitas terapi bergantung pada sejumlah variable antara lain, kecerdasan klien, keterampilan konselor, iklim terapi, dan faktor kepribadian klien Hedley dan Strupp dalam Marliani, 2013 Misalnya eksperimen factorial sangat bermanfaat bagi peneliti untuk membuat pertimbangan tertentu berkenaan denga relevansi penggunaan bermacam-macam terapi. Terapi behavioral lebih efektif bagi klien anak-anak daripada klien orang dewasa, sedangkan jenis terapi psikoanalisa lebih sesuai untuk subjek yang dewasa. Apabila penelitian eksperimen, sebagaimana contoh di atas, menggunakan desain satu variable, eksperimen tersebut tidak dapat menggunakan efek interaktif antara metode terapi dengan kecerdasan ini. Informasi yang diberikan oleh sebuah eksperimen dapat ditingkatkan secara nyata dengan cara menegaskan simultan untuk menyelidiki e masing-masing terhadap variable terikat, di samping pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapavariabel itu. Dalam eksperimen factorial, prinsip randomisasi, pengulangan replikasi, dan blocking juga harus diterapkan. Dengan demikian kemungkinan terjadi kesalahan dapat diukur. Jenis Eksperimen Faktorial Ada 2 jenis eksperimen factorial yaitu; salah satu variable bebas dimanipulasi, dan semua variable bebas dimanipulasi. A. Salah Satu Variable Bebas Dimanipulasi Seorang peneliti boleh tertarik pada pengaruh dari satu variable bebas, tetapi harus mempertimbangkan variable-vaiabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi variable terikat. Variable tersebut adalah variable atribut seperti jenis kelamin, kecerdasan, ras, status sosial, ekonomi, hasil belajar, dsb. Selain diteliti pengaruh variable atribut tersebut juga dapat dikendalikan dengan cara memasukkan variable atribut dalam eksperimen factorial. Pada setiap tingkatan variable terikat atribut, peneliti menilai pengaruh variable bebas. Tingkat variable atribut akan terbentuk secara alami. Helenggeler dkk dalam Marliani 2013, melakukan penelitian tentang pengguaan multisystemic therapy dengan menyertakan keluarganya untuk mengatasi anak-anak yang suka melakukan tindak kekerasan kronis. Dalam eksperimennya, Henggeler membandingkan penggunaan Multisystemic Theraphy dengan terapi biasa sebagai kontrol. Dalam terapi ini, satu kelompok anak dan keluarganya diberi perlakuan “model baru”, sedangkan kelompok lainnya sebagai kelompok kontrol. Ia memasukkan variable asal tempat tinggal sampel, yaitu berasal dari desa atau kota. Artinya, dalam eksperimen ini juga disertakan variable atribut ke dalam eksperimen factorial. Fungsinya bukan hanya meningkatkan ketepatan eksperimen melainkan juga meningkatkan kemampuan generalisasi hasil eksperimen tersebut. Peneliti telah menetapkan perlakuan itu mempunyai pengaruh yang sebanding pada semua tingkat ataukah tidak, yang pada akhirnya akan meningkatkan wilayah generalisasi hasil-hasil eksperimen. B. Semua Variable Bebas Dimanipulasi Ketika eksperimenter tertarik pada 2 variabel bebas dan ia ingin menilai pengaruhnya terhadap variable terikat, baik secara terpisah maupun bersama-sama, kedua variable bebas dimanipulasi secara eksperimental. Eksperimen factorial yang paling sederhana adalah perlakuan 2x2. Biasanya pada eksperimen factorial sederhana, variable bebas yang dimanipulasi faktor merupakan variable eksperimen, sedangkan variable bebas level yang kedua merupakan variable atribut. Pengaruh perlakuan eksperimental terhadap variable terikat dinilai pada setiap level variable. Eksperimen factorial bisa dikembangkan menjadi eksperimen yang lebih kompleks, yaitu eksperimen yang mempunyai beberapa variable bebas. Eksperimen komplek terdiri atas beberapa faktor dn beberapa level. Misalnya, eksperimen factorial 2x3x4 menunjukkan bahwa jumlah variable bebas pada eksperimrn tersebut 2 faktor, 3 level, dan 4 perlakuan tiap level. Eksperimen semacam ini misalnya menggunakan 2 metode terapi, 3 tingkatan usia, dan empat kelompok latar belakang keluarga. Akan tetapi apabila terlalu banyak faktor dan level yang dikombinasi tentu analisa statistiknya menjadi sulit dianalisa. Kelebihan Eksperimen Faktorial Kelebihan eksperimen factorial antara lain Lebih efisien karena dapat dilakkan hanya satu kali eksperimen. Memberi ruang kepada peneliti untuk menyelidiki berbagai bentuk interaksi dalam penelitian perilaku Pengujian hipotesis menjadi lebih kuat Pengendalian variable lebih baik karena dilakukan dengan beberapa perlakuan sekaligus. Hasil eksperimen dapat digenealisasikan terhadap beberapa variable bebas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil eksperimen lebih valid pada beberapa situasi dan subjek penelitian. Pertanyaannya adalah bagaimana mendesain penelitian eksperimental dengan melibatkan labih dari satu variable bebas? Sebagai contoh seorang peneliti ingin mengetahui ada-tidaknya perbedaan pengaruh bentuk iklan terhadap ingatan produk yang diiklankan pada anak laki-laki dan perempuan. Jika masalah tersebut ingin diteliti dengan desain 2 kelompok peneliti perlu melakukan 2 penelitian eksperimental. Pertama, membandingkan 2 kelompok anak laki-laki . satu kelompok diberi iklan berbentuk humor dan satu kelompok lain diberi iklan berbentuk netral. Kedua, membandingka 2 kelompok anak perempuan seperti halnya kelompok laki-laki. Akan tetapi, penelitian dilakukan dengan desain anavar, diperlukan penelitian eksperimental dengan 4 kelompok, yaitu 1 kelompok anak laki-laki yang diberi iklan humor 2 kelompok anak laki-laki yang diberi iklan netral 3 kelompok anak perempuan yang diberi iklan humor 4 kelompok anak perempuan yang diberi iklan netral. Kemudian dilakukan analisis statistic menggunakan uji-F anavar satu jalur. Desain yang tepat untuk menjawab masalah di atas adalah desain factorial. Hal ini karena sebagaimana telah dijelaskan, desain eksperimen factorial adalah desain penelitian yang melibatkan lebih dari satu variable bebas. Desain Faktorial Desain faktorial merupakan desain khusus dari penelitian eksperimental Christensen dalam Seniati dkk, 2011. Desain factorial bukan hanya sebuah desain, melainkan merupakan sekelompok desain Robinson dalam Seniati dkk., 2011. Meskipun berbeda pendapat, keduanya sependapat bahwa desain factorial digunakan untuk penelitian eksperimental yang melibatkan lebih dari sebuah variable bebas. Desain factorial menyangkut 2 hal pertama, variable bebas yang terlibat. Desain factorial dua-faktor two factor factorial design digunakan untuk penelitian yang memiliki 2 variabel bebas. Desain penelitian tiga-faktor digunakan pada penelitian dengan tiga variable bebas, dan seterusnya. Kedua, menyangkut jumlah level, tingkat, atau variasi dari masing-masing variable bebas yang terlibat. Penamaan ini selain menunjukkan jumlah variable yang terlibat, juga menunjukkan jumlah variasi VB1 sejumlah A dan variasi VB2 sejumlah B. Jumlah variable Bebas terlibat Jumlah Variasi variable bebas Desain Faktorial 2 faktor Desain factorial A x B Desain factorial 3 faktor Desain factorial A X B X C Desain factorial 4 faktor Desain factorial A x B X C X D Contoh Tabel diatas merupakan contoh penelitian factorial 2 faktor karena memiliki duia VB atau disebut juga penelitian factorial desain 3 X 2 karena warna ruangan VB1 memiliki 3 variasi dan iklan VB2 memiliki 2 variasi. Dengan demikian penelitian tersebut membutuhkan enam kelompok. Penggunaan Desain factorial merupakan satu-satunya desain yang menggunakan teknik kontrol variable sekunder dengan menjadikannya sebagai variable bebas kedua. Desain factorial dapat digunakan apabila ada sebuah atau beberapa variable sekunder yang dikontrol dengan memasukkan dalam penelitian dan dijadikan variable bebas. Misalnya seorang guru ingin meneliti pengaruh perbedaan metode pengajaran ceramah dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa pad mata pelajaran Kewarganegaraan. Kedua metode ceramah dan diskusi dilaksanakan di ruang yang berbeda. Metode ceramak di ruangan ber AC dan metode diskusi tidak di ruang ber AC. Ketika muncul variable suhu udara sebagai variable sekunder yang akan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Karena variable suhu tidak dapat dikonstansi lebih baik suhu dijadikan variabelbebas kedua sehingga kesimpulan penelitian lebih cepat dn akurat. Dalam penjelasan mengenai penelitian eksperimental telah diungkapkan bahwa penelitian eksperimental dilakukan apabila VB penelitian dapat dimanipulasi. Karena itu, penelitian eksperiemen terbatas penggunaanya, karena tidak semua variable dapat dimanipulasi. Pada desain factorial tidak semua VB terlibat harus dimanipulasi. 1. Masalah yang dapat dijawab dalam desain eksperimen factorial meliputi Pertama, pengaruh utama main effect dari masing-masing variable bebas terhadap variable terikat Kedua, pengaruh interaksi interaction effect0 antar variable bebas yang terlibat terhadap variable terikat. 2. Pertanyaan yang muncul Apakah VB1 dapat mempengaruhi VT ? Apakah VB 2 dapat mempenggaruhi VT? Apakah interaksi antara VB1 dan VB2 dapat mempengaruhi VT? Adapun jenis desain factorial 1. Randomized Factorial Desain Menggunakan lebih dari Variabel bebas yang terlibat, menggunakan teknik kontrol randomisasi. 2. Randomized Blocked Factorial design Desain ini lebih bnayak menggunakan teknik kontrol dibandingkandengan teknik sebelumnya. Desain ini memggunakan teknik kontrol konstansi terhadap variaber sekunder dengan blocking. 3. Statistical Control with factorial desain Penggunaan kontrol statistic untuk VB memiliki kelebihan yaitu kontrol dapat dilakukan apabila pelaksanaan penelitian sudah selesai yaitu dengan mengontro hasi statistic. Sekian artikel Universitas Psikologi tentang Eksperimen Faktorial - Keunggulan, Kelebihan, dan Desain Faktorial. Semoga bermanfaat. Daftar Pustaka Marliani, Roslenty. Psikologi Eksperimen. Bandung Pustaka Setia Seniati, Liche; Yulianto, Aries; dan Setiadi, 2011. Psikologi Eksperimen. Jakarta PT Indeks.
Salah satu metode penelitian skripsi adalah metode eksperimen. Yuk, pahami pengertian metode eksperimen, jenis, kelebihan dan kekurangan apabila memutuskan untuk menggunakan metode ini dibandingkan metode yang lain. Dalam mengajar, guru memiliki berbagai metode yang bisa dilakukan, disesuaikan dengan bagaimana materi pembelajaran dan juga apa yang ingin dicapai. Ada berbagai metode pembelajaran yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu metode atau cara mengajar yang dilakukan oleh guru kepada para siswanya. Di dalam metode ini, nantinya guru akan mengamati siswa yang melakukan percobaan mengenai suatu hal, mengamati, dan juga mengalami sendiri prosesnya, serta nantinya siswa dapat membuktikan hal yang telah dipelajari. Setelah melakukan eksperimen, nantinya siswa akan diberi kesempatan melakukan evaluasi bersama sehingga siswa bisa belajar sendiri sembari mengikuti proses, mengamati objek, melakukan analisis, merasakan pembuktian, sampai mengambil kesimpulan sendiri mengenai proses apa yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai apa itu metode eksperimen, di bawah ini akan dijelaskan dengan detail mengenai metode eksperimen, berbagai jenis metode eksperimen, apa kelebihan metode eksperimen, apa saja kekurangan metode eksperimen, dan bagaimana langkah-langkah melakukan metode eksperimen. Daftar Isi 1Pengertian Metode Eksperimen1. Sugiyono2. Latipun3. Suharsimi Arikunto4. Sagala5. Nana Syaodih Sukmadinata6. Hamid Darmadi7. Syaiful Bahri Djamarah8. Roestiyah9. Mulyani SumantriJenis-jenis Metode Eksperimen1. Eksperimen Laboratorium2. Eksperimen LapanganKelebihan Metode EksperimenKekurangan Metode EksperimenLangkah-langkah Metode Eksperimen1. Tahap Persiapan2. Tahap Pemakaian3. Tahap Tindak Lanjut Secara umum, metode eksperimen merupakan suatu percobaan yang digunakan untuk membuktikan pertanyaan atau hipotesis tertentu. Metode eksperimen adalah suatu cara penyajian pembelajaran yang mana didalamnya melibatkan siswa atau peserta didik secara langsung untuk dapat membuktikan mengenai teori dari materi pembelajaran yang telah didapatkannya. Metode eksperimen juga dapat diartikan sebagai penelitian untuk mengetahui akibat dari perlakuan yang diberikan terhadap suatu hal yang sedang diteliti. Misalnya ketika suatu benda disiram air, maka yang terjadi benda tersebut akan basah. Lalu seberapa banyak air yang terserap? Apa pengaruhnya? Itu dapat dilihat dan diamati dalam metode eksperimen. Selain pengertian secara umum, para ahli juga memiliki pendapatnya masing-masing mengenai metode eksperimen. Berikut adalah pendapat para ahli mengenai metode eksperimen. 1. Sugiyono Sugiyono menuturkan metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Kendali kondisi atau kontrol yang dimaksud biasanya dilakukan melalui bandingan langsung terhadap sesuatu yang tidak diberi perlakuan. Sehingga, dapat dilakukan komparasi secara langsung antara subjek yang diberi perlakuan dan juga subjek yang tidak diberi perlakuan. Dengan demikian, maka pengamat atau peneliti dapat benar-benar memastikan dan juga mencermati lebih mengenai tindakan yang hanya benar-benar akan memberi dampak atau pengaruh bila dilakukan pada subjek. 2. Latipun Latipun menilai metode eksperimen sebagai penelitian yang bersifat prediktif, yaitu meramalkan akibat dari suatu manipulasi terhadap variabel terikatnya. 3. Suharsimi Arikunto Menurut Suharsimi Arikunto, metode eksperimen merupakan cara untuk mencari hubungan sebab akibat atau hubungan kausal antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. 4. Sagala Sagala menurunkan pengertian metode eksperimen sebagai suatu percobaan yang dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis. 5. Nana Syaodih Sukmadinata Metode eksperimen menurut Nana Syaodih Sukmadinata merupakan suatu pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi suatu persyaratan untuk menguji hubungan sebab-akibat. 6. Hamid Darmadi Darmadi menuturkan metode eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi terkontrol. 7. Syaiful Bahri Djamarah Syaiful menuturkan pengertian metode eksperimen sebagai cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 8. Roestiyah Menurut Roestiyah, metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. 9. Mulyani Sumantri Mulyani Sumantri menuturkan pengertian metode eksperimen sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menjelaskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Jenis-jenis Metode Eksperimen Ada berbagai jenis metode eksperimen yang bisa dilakukan. Akan tetapi jika dibedakan berdasarkan lokasinya, metode eksperimen dibagi menjadi dua yaitu metode eksperimen laboratorium dan metode eksperimen lapangan. Berikut penjelasannya. 1. Eksperimen Laboratorium Metode eksperimen laboratorium adalah eksperimen yang dilakukan di laboratorium atau di pusat studi atau dapat diartikan dilakukan di lingkungan buatan. Lingkungan atau tempat tersebut dibuat semirip mungkin dengan lingkungan asli partisipan dan biasanya dibuat dalam kondisi dapat dikontrol penuh oleh peneliti, sehingga kerap disebut sebagai Laboratory Experiment. Tujuan dilakukannya eksperimen laboratorium agar peneliti dapat memiliki kontrol penuh dalam melakukan manipulasi dan akan lebih mudah dalam melakukan pengamatan atau pengukuran. Di dalam situasi yang terjadi pada penelitian eksperimen laboratorium ini, jelas bahwa partisipan sadar mereka sedang diamati dan sedang melakukan eksperimen. Sehingga tak heran jika beberapa peneliti atau ahli yaitu yang berada di bidang Science, Teknologi, dan juga Biologi, masih sangat sering memilih metode penelitian ini sebagai pilihan metode penelitiannya. 2. Eksperimen Lapangan Jenis yang kedua adalah eksperimen lapangan. Eksperimen lapangan ini adalah metode eksperimen yang dilakukan di lingkungan yang sebenarnya atau di lapangan langsung. Penelitian ini disebut sebagai Field Experiment. Yang mana dilakukan dari partisipan atau subjek penelitian. Berbeda dengan penelitian eksperimen laboratorium, penelitian eksperimen lapangan ini dalam situasi partisipan bisa sadar atau tidak jika dirinya sedang diamati. Tentu saja ada kelebihan dan kekurangan dalam melakukan eksperimen ini. Kelebihan dari lingkungan yang sebenarnya adalah bahwa hasil yang diperoleh benar-benar ditarik dari subjek penelitian sebenarnya. Namun kekurangan atau tantangannya adalah bahwa umumnya peneliti memiliki kontrol terbatas dalam melakukan manipulasi terhadap subjek penelitian. Biasanya yang menggunakan penelitian metode ini adalah peneliti atau ahli pada bidang ilmu sosial atau psikologi. Rekomendasi Buku Penelitian dan Skripsi Dapatkan Buku-Buku Penelitian Lainnya di Buku Penelitian Kelebihan Metode Eksperimen Tentu saja dalam melakukan metode eksperimen ini, ada kelebihan yang menguntungkan. Berikut adalah kelebihan pada metode eksperimen menurut Hamdayama 2016. Metode eksperimen ini dapat membuat siswa atau peserta didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri, daripada hanya menerima penjelasan guru atau dari didik atau peserta didik dapat mengembangkan sikap untuk melakukan atau mengadakan studi eksplorasi atau menjelajahi mengenai ilmu dan teknologi. Adanya suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan bisa diterapkan di dalam metode penelitian menggunakan metode ini, akan terbangun manusia yang dapat membawa berbagai terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan akan bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Baca juga Cara Menentukan Topik Penelitian Kekurangan Metode Eksperimen Sementara itu, ada pula kekurangan metode eksperimen menurut Hamdayama 2016. Ketidakcukupan alat mengakibatkan tidak setiap siswa atau peserta didik memiliki kesempatan untuk melakukan eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, maka siswa harus menunggu untuk melanjutkan pelajaran ini lebih sesuai untuk menyajikan berbagai bidang ilmu dengan teknologi. Baca juga Fokus Penelitian Adalah Langkah-langkah Metode Eksperimen Agar dapat melakukan metode eksperimen, berikut adalah langkah-langkah metode eksperimen yang dilakukan. Akan tetapi sebelumnya perlu diketahui bahwa langkah dari eksperimen tergantung dari desain atau jenis eksperimennya karena setiap langkah akan berbeda. Namun secara umum, berikut adalah langkah melakukan metode eksperimen. 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan atau langkah awal dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut Mempersiapkan hal yang dibutuhkan ketika bereksperimen, seperti alat, bahan, dan metode eksperimen dan tujuan yang bisa kebutuhan peralatan dan sarana yang dibutuhkan dalam melakukan uji eksperimen sebelum memberi tugas kepada siswa, sehingga guru dapat mengetahui kemungkinan yang akan terjadi dan kemungkinan lembar kerja berisi tugas yang dilakukan siswa, penilaian, instruksi, dan lainnya. 2. Tahap Pemakaian Tahap pemakaian metode eksperimen dilakukan dengan tahapan Guru berdiskusi dengan siswa tentang prosedur, alat, dan bahan eksperimen dan menjelaskan kegunaan bahan-bahan membimbing, membantu, dan mengawasi siswa yang melakukan eksperimen serta melakukan pengamatan dan kegiatan eksperimen yang dilakukan akhir eksperimen, siswa membuat kesimpulan dan laporan dengan lengkap sesuai dengan lembar kerja yang sudah disiapkan. 3. Tahap Tindak Lanjut Setelah melakukan eksperimen, yang dilakukan adalah berbagai tahap ini Guru berdiskusi dengan siswa tentang hambatan selama mengumpulkan, dan menyimpan peralatan lainnya yang sudah dibiarkan agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran memberi evaluasi akhir eksperimen kepada siswa agar eksperimen selanjutnya dapat berjalan dengan lancar. Nah, semoga penjelasan mengenai pengertian metode eksperimen untuk penelitian skripsi dan bisa membantu mempercepat proses penelitianmu lebih cepat untuk selesai. Rekomendasi Buku Penelitian dan Skripsi Dapatkan Buku-Buku Penelitian Lainnya di Buku Penelitian